February 29, 2016

Perjalanan Mendapatkan Beasiswa di Kampus IPB

Pada postingan kali ini, Asya ingin bercerita tentang beasiswa. Bukan tentang tips dan trik nya, tapi lebih ke perjalanan untuk mendapatkannya. Jatuh dan bangunnya.

Sejak masa perkuliahan S1 di Institut Pertanian Bogor (IPB), Asya mendapatkan beasiswa OT (red: orang tua). Dengan latar belakang keluarga yang dibilang cukup serta beasiswa yang rata-rata memberikan persyaratan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), menjadikan Asya cukup sulit mencari beasiswa lain yang sesuai dengan latar belakang Asya. Pun kemampuan akademik yang sedang-sedang saja, ndak kayak sun bright like a diamond #apasihsya, maksudnya IPK nya gak 4,00 menjadikan Asya harus berjuang lebih untuk terus mencoba hingga mendapatkan beasiswa tersebut.

PertamaPerjuangan dimulai ketika apply beasiswa Inspirasi Muda di tingkat kedua (Mei 2013). Dulu apply beasiswa ini karena suka banget sama jaketnya, warnanya hijau muda terang. Dan ingin sekali menjadi bagian dari beasiswa tersebut juga punya jaketnya HAHAHAA. Asya pun sudah sampai tahap wawancara dan ternyata tidak lulus.

Kedua, Asya apply Tanoto Foundation (Februari 2014). Seleksi berkas pun gak lulus. Seingat Asya dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) gak ada yang lulus dan hanya mahasiswa-mahasiswa dari Fakultas tertentu saja yang lulus.

KetigaAsya juga pernah apply beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA). Banyak sekali teman-teman Asya yang mendapatkan beasiswa ini. Syaratnya yaitu IPK paling rendah 2,50, alhamdulillah Asya memenuhi persyaratan tersebut. Seleksinya hanya screening dokumen dari isian online. Namun, lagi-lagi entah karena tidak ter-record atau memang bukan rezekinya Asya, Asya tidak mendapatkan beasiswa ini seperti kebanyakan teman-teman lainnya.

Keempat, Asya juga apply beasiswa Yayasan Amanah IPB. Persyaratannya yaitu aktif di organisasi dan IPK nya bagus, namun Asya tidak lulus di seleksi dokumen.

Kelima, Asya apply beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) di tingkat tiga (April 2015). Screening dokumen membuat Asya lulus ke tahap selanjutnya yaitu wawancara (regional dan nasional). Wawancara regional dilaksanakan di Kampus IPB dan alhamdulillah Asya lulus. Selanjutnya, wawancara nasional emm maksudnya dengan para pemberi dananya, cmiiw. Wawancara diselenggarakan di Universitas Indonesia. Lagi-lagi takdir belum berpihak kepada Asya. 

Rejection doesn't hurt, expectation does.

Lima kali ditolak beasiswa tidak membuat Asya pantang mundur. Rasanya tidak terlalu menyakitkan karena ekspektasi Asya tidak terlalu besar. Ngarep sih tapi yah begitulah #apadeh. Asya pun memberanikan diri untuk apply Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa). Dan yang pasti persyaratannya tidak ada SKTM. Bakti Nusa adalah beasiswa support aktivitas. Mahasiswa yang dari keluarga tidak mampu ataupun sangat mampu bisa apply beasiswa ini. Kapan-kapan Asya cerita lebih lengkap tentang persyaratannya dan perjalanan mendapatkan Bakti Nusa. Sejujurnya, agak minder ketika apply beasiswa ini karena para penerima manfaat sebelumnya adalah para petinggi kampus (red: Presiden Mahasiswa, Ketua Organisasi), Mahasiswa Berprestasi, dan lainnya.

Oh ya sebelum melangkah lebih jauh, kenapa sih harus apply beasiswa? Kan katanya latar belakang keluarganya cukup? Iya, alhamdulillah. Papah bekerja sebagai pegawai swasta di perusahaan tambak udang dan mamah bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Alhamdulillah papah dan mamah cukup membiayai kebutuhan sehari-harinya Asya. Namun, kebutuhan diluar itu (red: ikut perlombaan, exchange, pengeluaran organisasi yang kadang gak sadar keluar juga) tidak bisa ter-cover semua. Sejujurnya, Asya pantang untuk memberatkan papah dan mamah diluar kebutuhan bulanan. Dan keluarga kami pun pantang untuk membuat SKTM, untuk apply beasiswa yang kebanyakan mensyaratkan SKTM, karena kami rasa kami mampu dengan segala hal yang Allah cukupkan untuk keluarga kami.

Oke mari kita lanjutkan ke Bakti Nusa. Akhirnya, Asya pun apply Bakti Nusa. Seleksi dokumen pun dilakukan. Dari ratusan pendaftar, Asya pun lulus ke tahap selanjutnya, yaitu seleksi wawancara dan Forum Group Discussion (FGD). Dan siapa sangka? Asya pun menjadi salah satu dari 48 orang penerima manfaat Bakti Nusa Angkatan IV dari UNSRI, UGM, UNS, IPB, UI, UNPAD, dan ITB yang notabennya adalah aktivis-aktivis luar biasa di kampusnya masing-masing. List penerima manfaat Bakti Nusa Angkatan IV bisa dilihat disiniDua tahun menjadi penerima manfaat Bakti Nusa Angkatan IV memberikan pengalaman yang luar biasa. Bahkan, Asya pun menjadi The Second Best Activist 2015. Penilaian dilakukan berdasarkan evaluasi tugas, kegiatan, prestasi, kontribusi, dan lainnya.

Begitulah perjalanan Asya mendapatkan beasiswa di Kampus IPB. Empat tahun lima bulan belajar di Kampus IPB memberikan pembelajaran yang sangat berharga, terutama tentang beasiswa sesuai postingan ini. Dan karena di penghujung bulan Februari 2016 ini Asya resmi mendapatkan Surat Kelulusan (SKL) dari IPB.

Oh iya, Asya juga mendapatkan beasiswa dan support funding kegiatan, diantaranya:
- Support full-funding dari P2HP KKP untuk kegiatan The 4th International Conference on Sustainable Future for Human Security, Kyoto, Japan pada Oktober 2013;
- Beasiswa JASSO dan support funding dari Bakti Nusa untuk kegiatan Six University Initiative Japan Indonesia Service Learning Program (SUIJI-SLP) di Jepang pada September 2014;
- Support funding dari IPB untuk kegiatan SUIJI SLP di Tegal pada Februari 2015;
- Support funding dari IPB untuk The 2nd International Symposium on Aquatic Products Processing and Health and Exhibition, Semarang, Indonesia pada September 2015;
- Beasiswa dari Tohoku University, support funding dari Bakti Nusa dan IPB untuk kegiatan Short Term Invitation Program of Graduate School of Agricultural Science and Faculty of Agriculture, Tohoku University, Japan pada Oktober 2015;
- Support funding dari IPB dan Bakti Nusa untuk berbagai kegiatan lomba yang Asya ikuti, seperti Fishery Marine Olympiad 2013 di  Universitas Brawijaya, Pekan Kreativitas Mahasiswa Nasional (Pekanas) 2013 di Universitas Mataram, dan Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa Nasional (KATULISTIWA) 2014 di Universitas Brawijaya.

Alhamdulillah... as they said, Allah is The Best of Planners.
Jangan pernah berhenti mencoba! :)

No comments:

Post a Comment