November 9, 2012

Kabinet Madani #1

Sebelum demisioner, sebelum segala sesuatunya terlambat, sebelum blog ini penuh dengan label lainnya. Izinkan Asya untuk bercerita tentang BEM TPB 48 Kabinet Madani, PSDM, dan segala sesuatunya tentang orang-orang hebat di dalamnya. Inginnya posting semuanya dalam beberapa chapter berbeda. Tapi rasanya semua dalam satu jiwa, satu asa, satu visi, satu misi, satu kesatuan yang tidak bisa dipecah begitu saja. Tapi (lagi) akan sangat panjang sekali apabila menceritakan perjalanan panjang ini dalam satu posting blog, jadi ya bertahap aja oke :D Ah, rasanya tak ingin ada demisioner, berpisah dengan orang-orang hebat, berpisah dengan keluarga ketiga yang super sekali di IPB (pertama lorong dan kedua kelas TPB), berpisah dengan generasi Madani.

Pertemuan pertama itu terjadi di pelataran Graha Widya Wisuda (GWW) pukul 06.00 WIB. Rencana awal pertemuan di Koin IPB tapi berhubung pagi itu mendung dan air sudah tumpah ke bumi akhirnya dipindah ke tempat lain. Pertemuan pertama itu dibuka oleh M. Reza Fahlepi sebagai MC dan Faisal Rahman entah sebagai apa, lupa --' Selanjutnya M. Afif Azhar dengan senyum merekah yang menggantung di wajahnya menyapa anggota keluarga barunya, Kabinet Madani.


Anwar Ibrahim yang dianggap sebagai tokoh yang memperkenalkan istilah “masyarakat madani” di Indonesia menggambarkan masyarakat madani sebagai sistem sosial yang subur yang berazaskan moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat (Hidayat, 2008). Di Indonesia, istilah masyarakat madani  pertama kali diperkenalkan oleh Nurcholish Madjid. Menurut Nurcholish Madjid (2000: 80) masyarakat madani merupakan masyarakat yang sopan, beradab, dan teratur dalam bentuk negara yang baik. Menurutnya masyarakat madani dalam semangat modern tidak lain dari civil society, karena kata “madani” menunjuk pada makna peradaban atau kebudayaan.
Konsep masyarakat madani pun banyak dicoba dalam berbagai sistem pemerintahan dan bahkan dijadikan solusi untuk mewujudkan tata pemerintahan terbaik, subhanllah sekali bukan :) -Jadi ingin tahu bagaimana tanggapan Afif dan bagaimana kata Madani ini tercetus dalam pikiran dan benaknya. Nah, dalam pengaplikasian kata Madani tersebut dalam Lembaga Kemahasiswaan seperti BEM TPB 48 IPB, Afif dengan senyum yang terukir dalam wajahnya di berbagai pamflet, ceritanya ini lagi kampanye, memiliki visi dan misi, yaitu:

Visi:
Menjadikan BEM TPB sebagai wadah perjuangan bersama yang mampu menopang dan merangkul mahasiswa TPB untuk belajar dan berkarya hingga terciptanya mahasiswa TPB yang madani.

Misi:
1. Meningkatkan peran BEM TPB dalam pelayanan bagi mahasiswa TPB.
2. Membangun mahasiswa TPB berasaskan kekeluargaan dan profesionalitas kerja.
3. Meningkatkan kualitas akademik dan soft skill mahasiswa TPB.
4. Menumbuhkan kepedulian dan peran aktif mahasiswa TPB.
Dan, di pertemuan pertama itu pun Asya bergabung dengan keluarga PSDM (Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa) menjadi penyusun anggaran rumah tangga, eh, penyusun anggaran kegiatan PSDM. Dan (juga) menjadi bagian kecil dari orang-orang hebat seperti Faisal Rahman sebagai Kepala Departemen PSDM, Khoirunnisak sebagai sekretaris, Amalia Khoirun Nisa, Nabiela Rizki Alifa, Rikrik Hidayati, Zakiyyatul Maftuhah, Nisa Latifa, M. Raja Ihsan, Imanda Fardhani, M. Abdi Manaf, Faizal Ainul Adha, dan Fathur Rahman.

~ (bersambung)

Daftar Pusataka
Hidayat, Mansur. 2008. “Ormas Keagamaan dalam Pemberdayaan Politik Masyarakat Madani: Telaah Teoritik-Historis”, dalam Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Volume 4, Nomor 1, Juni 2008 melalui http://www.achmadtaher.web.id/2012/03/membangun-budaya-masyarakat-madani.html

No comments:

Post a Comment