November 12, 2012

Harapan

"...karena pada siapa lagi saya harus menaruh harapan, Forces 10". 
Mendengar kata tersebut rasanya seperti kata terakhir, ya memang kata terakhir yang diucapkan dari seorang Direktur Forces, Kak Septian Suhandono di saat (mau) pelantikan tapi gak jadi. Kata terakhir ketika akan lengser dalam masa jabatan, kata terakhir akan demisioner, kata terakhir untuk generasi baru Forces 10. Ya, Asya tau bagaimana rasanya akan demisioner, lengser dari jabatan padahal sudah betah banget di dalam sebuah organisasi. Tapi seperti kehidupan yang berputar, ada masa nya generasi baru menggantikan generasi lama yang telah mengecap asam manisnya sebuah kehidupan organisasi. Di malam (rencananya mau) pelantikan ini dibeberkan bagaimana kehidupan Forces. Seperti halnya organisasi sebelumnya yang Asya terjun ke dalamnya bahwa: pasti kamu akan mengalami defisit (keuangan), pasti kamu akan capek, pasti kamu akan membagi waktu santaimu dengan organisasi, dan pasti lainnya yang akan membuat kamu belajar untuk memilih, melatih kesabaran, dan (mungkin) melatih kedewasaan. Ya, semua itu tergantung diri kamu sendiri menyikapi apa yang terjadi dalam hidupmu. 
Menurut mbah google (2012) harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. [1]Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.[2] Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. [1] Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.[2]
Harapan disini menaruh kepercayaan terhadap banyak orang, Forces 10. Harapan untuk memajukan Forces, dan harapan yang pada intinya melanjutkan 'keberadaan' Forces.
Buat apa masuk organisasi yang sudah sempurna dari awal? Lah terus tantangannya apa? I mean semua organisasi pasti punya 'cacat', tapi kan justru 'cacat' itu yang bikin kita semangat (Firdaus 2012).
Langkah para pejuang itu tapaknya berbeda-beda, romannya pun tak sama, tapi tongkatnya dan tujuannya akan selalu sama (Arrantisi 2012).
Dan, dalam kata harapan itu tersirat pertanggungjawaban apa yang telah diucapkan ketika wawancara, komitmen yang telah diniatkan di awal, dan semangat kontribusi nyata untuk membuktikan semua hal tersebut.


ps. Sebenarnya agak galau untuk mengikuti organisasi satunya dan takutnya organisasi yang sebelumnya malah terbengkalai dan gak mau banget kedua hal yang Kak Septian katakan tentang 'ada masanya...' itu terjadi pada saya. Entahlah, masih menimbang-nimbang semua baik, buruk, dan resikonya. Dan (juga) harus lebih memantapkan niat awal masuk organisasi ini! 

No comments:

Post a Comment